Workshop SPPI SDN Kotagede 3, ULD: Inklusi Selaras dengan Kurikulum Merdeka

Yogyakarta - UPT Layanan Disabilitas (ULD) Bidang Pendidikan dan Resource Center Kota Yogyakarta menyelenggarakan workshop Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi (SPPI) di SD Negeri Kotagede 3 Yogyakarta. Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPT Layanan Disabilitas Bidang Pendidikan dan Resource Center Dian Yunila Handayani, S.E., mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk lebih meningkatkan pendidikan inklusi bagi SPPI di Kota Yogyakarta.

“Semoga kegiatan ini berjalan lancar untuk semakin mempermantap pendidikan inklusi,” ucap Dian di Ruang Pertemuan SD Negeri Kotagede 3, Senin, 4 Juli 2022.

Workshop SPPI di SD Negeri Kotagede 3 Yogyakarta ini digelar pukul 09.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Kegiatan rutin ULD ini dibagi dalam tiga sesi. Sesi pertama merupakan kata sambutan dari Kepala SD Negeri Kotagede 3 Rumgayatri, S.Pd. dan dilanjutkan kata pengantar workshop dari Kasubag TU ULD Dian Yunila Handayani S.E., dan staf ULD Mustajab, S.Ag. Acara kemudian dilanjutkan ke sesi hiburan oleh pegiat outbond dan master games, Andar Aprilianto dengan agenda mini games hingga pukul 11.00 WIB. Selanjutnya, kegiatan diisi materi pendidikan inklusi oleh Dosen Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sukinah, S.Pd., M.Pd hingga selesai.

Mustajab mengatakan pendidikan inklusi saat ini sangat penting diterapkan oleh setiap sekolah. Sebab, kata dia, kurikulum yang diberlakukan saat ini, yakni Kurikulum Merdeka, mengharuskan sekolah melayani anak didik sesuai dengan kapasitas dan kemampuan mereka. “Seluruh sekolah harus ramah anak, harus inklusi, sesuai dengan amanah UUD 1945 Pasal 31 Ayat 1,” ucap pria dengan panggilan akrab Gus Mus ini.

Menurut Mustajab, kurikulum saat ini memang sangat dekat dengan pendidikan inklusi. Kurikulum ini, tutur Mustajab, mewajibkan sekolah dan para guru untuk mendidik dengan karakteristik masing-masing anak sesuai dengan kemampuan dan kapasitas anak. “Kurikulum ini memang satu arah dengan pendidikan inklusi,” ucap Mustajab.

Adapun, Dosen Pendidikan Luar Biasa UNY, Sukinah, memiliki pendapat selaras. Menurut Sukinah, Kurikulum Merdeka ini kuncinya ada di asesmen siswa. Dia mengatakan hal ini bertujuan agar sekolah lebih mengetahui dan menjadi lebih terbuka dengan seluruh peserta didik termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). “Kalau kita sudah terbiasa dengan pendidikan inklusi, kita tidak akan kaget dengan kurikulum baru ini, Kurikulum Merdeka,” tutur Sukinah.

ULD telah menyelenggarakan empat kali workshop SPPI ke lima sekolah yang ada di Kota Yogyakarta pada tahun ini. Sebelumnya beberapa sekolah telah mendapatkan workshop ini yakni SD Negeri Karangrejo, SD Negeri Bener, SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta, SMP Negeri 9 Yogyakarta, serta SD Negeri Kotagede 3 Yogyakarta. UPT Layanan Disabilitas dan Resource Center berencana akan semakin memperbanyak workshop SPPI ini.

Syafiul Hadi