Rancang Pembentukan ULD, Dinas Dikpora Bantul Kunjungi ULD Yogyakarta

Yogyakarta – UPT Layanan Disabilitas (ULD) Bidang Pendidikan dan Resource Center Dinas Dikpora Kota Yogyakarta mendapat kunjungan kerja dari Dinas Dikpora Kabupaten Bantul. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka studi tiru terkait pendidikan inklusi dan pembentukan ULD yang selama ini sudah dilakukan Kota Yogyakarta.

Sekretaris Dinas Dikpora Kota Yogyakarta Dra. Tyasning Handayani Shanti menyambut kedatangan tim dari Dinas Dikpora Bantul untuk berdiskusi terkait pembentukan ULD. Menurut Tyas, pembentukan ULD memang memerlukan proses panjang seperti yang ada di Kota Yogyakarta.

“Sekarang ini sudah banyak yang belajar ke Yogyakarta, dari pusat juga mendorong pembentukan ULD ini,” tutur Tyas dalam sambutannya di UPT ULD, Mergangsan, Yogyakarta, Selasa, 13 Agustus 2024.

Rombongan Dinas Dikpora Bantul diterima di ruang rapat, UPT ULD Kota Yogyakarta pukul 09.00 WIB. Rombongan yang berjumlah sekitar 12 orang ini disambut oleh Sekretaris Dinas Dikpora Kota Yogyakarta Dra. Tyasning Handayani Shanti, Kepala UPT ULD Drs. Aris Widodo, M.Pd., Kepala Sub Bagian Tata Usaha ULD Dian Yunila Handayani, S.E., serta beberapa staf ULD.

Sekretaris Dinas Dikpora Bantul Dr. Titik Sunarti, M.Pd., mengatakan agenda kunjungan ke ULD Kota Yogyakarta ini untuk berdiskusi terkait pendirian, pengelolaan, guru-guru, serta tugas pokok dan fungsi UPT ULD. Untuk itu, ucap Titik, lawatan ini turut melibatkan tim lintas organisasi perangkat daerah (OPD) Bantul agar mempercepat komunikasi pendirian ULD.

“Harapan kami ULD dapat segera terbentuk, sesuai dengan amanah Kemendikbudristek,” ucap Titik.

Kepala UPT ULD Drs. Aris Widodo, M.Pd., mengatakan di Kota Yogyakarta, ULD menjadi titik sentral dalam melaksanakan pendidikan inklusi. Menurut dia, ULD menjadi penting karena ULD memiliki salah satu tugas utama yakni melatih para guru agar dapat mendidiki Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

“Ketika mau menangani ABK, guru harus mampu melakukan identifikasi, yang selanjutnya ke asesmen serta intervensi. Ini yang kami latihkan ke Guru Pendamping Khusus (GPK) dan guru lainnya,” kata Aris.

Syafiul Hadi